Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, Mei 24, 2009




Oleh Kompas Cyber Media

Racun tubuh terbukti bisa menimbulkan gangguan penyakit.

Terapi cuci usus, pem-berian nutrisi tambah-an, dan cuci otak bisa membantu kita me-ngembalikan fungsi organ tubuh agar kembali bugar.

Salah satu cara menghilangkan rasa sakit dan memperbaiki sel yang rusak adalah dengan menurunkan kadar toksin (racun) tubuh. Selain itu, tubuh perlu kecukupan kebutuhan nutrisi esensial dan upaya meredam stres secara alamiah.
Oleh Kompas Cyber Media

Racun tubuh terbukti bisa menimbulkan gangguan penyakit.

Terapi cuci usus, pem-berian nutrisi tambah-an, dan cuci otak bisa membantu kita me-ngembalikan fungsi organ tubuh agar kembali bugar.

Salah satu cara menghilangkan rasa sakit dan memperbaiki sel yang rusak adalah dengan menurunkan kadar toksin (racun) tubuh. Selain itu, tubuh perlu kecukupan kebutuhan nutrisi esensial dan upaya meredam stres secara alamiah.

Dr. Sukarliono mengembangkan metode pengobatan body & mind cleansing system yang terdiri dari terapi cuci usus, pemberian nutrisi tambahan, serta pembersihan perekaman pola negatif.

Dr. Karli, panggilan akrab praktisi pengobatan kedokteran alami yang berpraktik di daerah Matraman, Jakarta Pusat itu, percaya bahwa kesehatan tubuh berawal dari usus besar (colon) yang sehat. Pola makan dan pola hidup tak sehat akan menyisakan kerak yang menempel di dinding usus besar.

Selama kerak dalam usus tidak dibersihkan, proses penyerapan toksin dan partikel protein akan berlangsung terus-menerus. Toksin dan partikel protein itulah yang akan masuk ke pembuluh darah dan membebani kerja lever sebagai pusat metabolisme yang bekerja membongkar semua sampah.

Lever adalah pusat detoksifikasi yang menetralisasi semua racun tubuh. Tanda bila fungsi lever menurun adalah kepala terasa berat, mudah lelah, lapar, mual, kembung, masuk angin, otot-otot terasa pegal, kram, kesemutan, rambut rontok, berat badan naik, kadar kolesterol dan asam urat naik.

Tanda-tanda itu harus diwaspadai karena akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit degeneratif. ?Penyakit itu antara lain stroke, jantung koroner, tumor, kanker, gagal ginjal, perlemakan dan pengerasan lever, kencing manis, darah tinggi, dan penuaan dini,? paparnya.

Colon Cleansing

*
Kerak yang menempel di usus besar tak bisa dihilangkan hanya dengan minum obat pencahar atau pembersihan melalui oral.

Ia menggunakan terapi cuci usus (colon cleansing therapy) untuk membersihkan kerak di dalam usus besar menggunakan media air dan selang kecil yang dimasukkan ke lubang dubur pasien.

Pelaksanaan terapinya sebagai berikut, setelah melepaskan pakaian dan menggantinya dengan sarung, pasien ditidurkan telentang di atas papan fiber, yaitu perlengkapan khusus untuk terapi cUci usus. Dibantu asistennya, ia memasukkan selang kecil (canula) melalui anus sepanjang 5 cm. Saat penahan selang air dilepas, air akan masuk ke dalam usus besar.

Ketika air mulai masuk, ia meminta pasien untuk menahan anus sehingga air tidak berbalik keluar. Langkah selanjutnya, ia meminta pasien merilekskan perutnya, dengan bernapas lebih dalam, agar air lebih jauh masuk ke seluruh usus besar.

Saat sudah tidak tahan dan merasa mau buang air besar, pasien diminta untuk melepaskan tahanan pada anus, sehingga air keluar. Setelah merasa lega, pasien diminta lagi menahan anus agar air tak keluar. Begitu seterusnya hingga air habis.

Setelah melalui proses itu, kotoran biasa akan keluar di hari pertama. Hari kedua tak keluar apa-apa. Hari ketiga dan seterusnya kerak akan keluar. Terapi ini harus dijalani pasien selama 7 hari berturut-turut, sehari dua kali terapi dengan jeda waktu minimal 6 jam. Waktu yang diperlukan untuk sekali terapi 20-30 menit. Selama terapi, pasien diberi nutrisi esensial (suplemen) yang diperlukan untuk perbaikan sel-sel tubuh.

Mind Cleansing

*
Selain toksin, kerusakan organ juga bisa disebabkan oleh ketegangan mental yang memicu pelepasan mediator kimia (hormon adrenalin, kortisol) yang membebani fungsi organ.

Ketegangan mental terbentuk akibat pikiran negatif yang secara tidak sadar terpola dan terekam, sehingga otomatis menjadi refleks.

Kepada mereka, ia memberi terapi tambahan wajib berupa pemograman ulang pikiran bawah sadar atau mind cleansing. Ia percaya pikiran negatif bisa dibersihkan dari otak bawah sadar dengan pemograman ulang sehingga akan tercipta pola pikir positif.

Harapannya, akan tercipta ketenangan dan kedamaian. Kondisi tersebut akan melepas mediator kimia endortin dan melatonin, hormon pertumbuhan yang berfungsi mempercepat perbaikan sel organ tubuh serta penyembuhan.

Dengan diiringi alunan musik instrumental, ia melakukan proses pemograman yang terdiri dari 3 bagian.

Pertama, rileksasi dan gelombanig alfa. Pasien diminta rileks, mata terpejam, menarik napas dalam, membangun tempat kedamaian, dan mengendurkan otot.

Kedua, visualisasi dan imajinasi. Pasien diminta membayangkan keadaan yang diinginkan dengan melibatkan emosi. Ketiga, afirmasi atau autosugesti. Caranya, pasien diminta berafirmasi, misalnya: aku positif saat ini, secara berulang-ulang.

Tentu saja waktu yang diperlukan untuk pemograman otak bawah sadar antara pasien satu dengan lainnya berbeda-beda karena keluhan dan gangguan yang berbeda-beda juga.

Keunggulan pemograman yang ia lakukan, menurutnya, pasien akan masuk ke dalam gel ombang alfa dan meyakini potensi otak bawah sadar sebagai penyembuhan. Pasien memasukkan dan merekam pola baru di otak bawah sadar dengan selalu mengulang kata-kata singkat yang positif.

Pasca terapi, secara khusus ia mengingatkan pasiennya untuk selalu menurunkan racun tubuh serendah-nendahnya dengan menghindari zat adiktif, meminimalisasi pembusukan dan pembentukan kerak dengan banyak mengonsumsi serat, protein nabati, telur, dan ikan. Bila ingin daging ayam, cukup dikunyah-kunyah untuk diambil sarinya, lalu buang ampasnya.

Pasien juga dianjurkan mencukupi nutrisi esensial dengan minum jus buah, susu kedelai, suplemen (semisal biogreen, kromium, zinc, kalsiurn, dan magnesium), merendahkan potensi stres, selalu berpikir positif, rajin melakukan rileksasi, serta berolahraga minimal 3 kali seminggu.

Soal biaya untuk menjalani terapi dengannya, pasien diminta langsung menanyakan sendiri ke alamat praktiknya.

Alamat praktik Dr. Sukarliono : JI. Dempo No. 2 A Matraman (Belakang Mesjid Raya Matraman) Jakarta Pusat Telp. (021) 319-08374 Hp. 0811-864320
Dr. Sukarliono mengembangkan metode pengobatan body & mind cleansing system yang terdiri dari terapi cuci usus, pemberian nutrisi tambahan, serta pembersihan perekaman pola negatif.

Dr. Karli, panggilan akrab praktisi pengobatan kedokteran alami yang berpraktik di daerah Matraman, Jakarta Pusat itu, percaya bahwa kesehatan tubuh berawal dari usus besar (colon) yang sehat. Pola makan dan pola hidup tak sehat akan menyisakan kerak yang menempel di dinding usus besar.

Selama kerak dalam usus tidak dibersihkan, proses penyerapan toksin dan partikel protein akan berlangsung terus-menerus. Toksin dan partikel protein itulah yang akan masuk ke pembuluh darah dan membebani kerja lever sebagai pusat metabolisme yang bekerja membongkar semua sampah.

Lever adalah pusat detoksifikasi yang menetralisasi semua racun tubuh. Tanda bila fungsi lever menurun adalah kepala terasa berat, mudah lelah, lapar, mual, kembung, masuk angin, otot-otot terasa pegal, kram, kesemutan, rambut rontok, berat badan naik, kadar kolesterol dan asam urat naik.

Tanda-tanda itu harus diwaspadai karena akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit degeneratif. ?Penyakit itu antara lain stroke, jantung koroner, tumor, kanker, gagal ginjal, perlemakan dan pengerasan lever, kencing manis, darah tinggi, dan penuaan dini,? paparnya.

Colon Cleansing

*
Kerak yang menempel di usus besar tak bisa dihilangkan hanya dengan minum obat pencahar atau pembersihan melalui oral.

Ia menggunakan terapi cuci usus (colon cleansing therapy) untuk membersihkan kerak di dalam usus besar menggunakan media air dan selang kecil yang dimasukkan ke lubang dubur pasien.

Pelaksanaan terapinya sebagai berikut, setelah melepaskan pakaian dan menggantinya dengan sarung, pasien ditidurkan telentang di atas papan fiber, yaitu perlengkapan khusus untuk terapi cUci usus. Dibantu asistennya, ia memasukkan selang kecil (canula) melalui anus sepanjang 5 cm. Saat penahan selang air dilepas, air akan masuk ke dalam usus besar.

Ketika air mulai masuk, ia meminta pasien untuk menahan anus sehingga air tidak berbalik keluar. Langkah selanjutnya, ia meminta pasien merilekskan perutnya, dengan bernapas lebih dalam, agar air lebih jauh masuk ke seluruh usus besar.

Saat sudah tidak tahan dan merasa mau buang air besar, pasien diminta untuk melepaskan tahanan pada anus, sehingga air keluar. Setelah merasa lega, pasien diminta lagi menahan anus agar air tak keluar. Begitu seterusnya hingga air habis.

Setelah melalui proses itu, kotoran biasa akan keluar di hari pertama. Hari kedua tak keluar apa-apa. Hari ketiga dan seterusnya kerak akan keluar. Terapi ini harus dijalani pasien selama 7 hari berturut-turut, sehari dua kali terapi dengan jeda waktu minimal 6 jam. Waktu yang diperlukan untuk sekali terapi 20-30 menit. Selama terapi, pasien diberi nutrisi esensial (suplemen) yang diperlukan untuk perbaikan sel-sel tubuh.

Mind Cleansing

*
Selain toksin, kerusakan organ juga bisa disebabkan oleh ketegangan mental yang memicu pelepasan mediator kimia (hormon adrenalin, kortisol) yang membebani fungsi organ.

Ketegangan mental terbentuk akibat pikiran negatif yang secara tidak sadar terpola dan terekam, sehingga otomatis menjadi refleks.

Kepada mereka, ia memberi terapi tambahan wajib berupa pemograman ulang pikiran bawah sadar atau mind cleansing. Ia percaya pikiran negatif bisa dibersihkan dari otak bawah sadar dengan pemograman ulang sehingga akan tercipta pola pikir positif.

Harapannya, akan tercipta ketenangan dan kedamaian. Kondisi tersebut akan melepas mediator kimia endortin dan melatonin, hormon pertumbuhan yang berfungsi mempercepat perbaikan sel organ tubuh serta penyembuhan.

Dengan diiringi alunan musik instrumental, ia melakukan proses pemograman yang terdiri dari 3 bagian.

Pertama, rileksasi dan gelombanig alfa. Pasien diminta rileks, mata terpejam, menarik napas dalam, membangun tempat kedamaian, dan mengendurkan otot.

Kedua, visualisasi dan imajinasi. Pasien diminta membayangkan keadaan yang diinginkan dengan melibatkan emosi. Ketiga, afirmasi atau autosugesti. Caranya, pasien diminta berafirmasi, misalnya: aku positif saat ini, secara berulang-ulang.

Tentu saja waktu yang diperlukan untuk pemograman otak bawah sadar antara pasien satu dengan lainnya berbeda-beda karena keluhan dan gangguan yang berbeda-beda juga.

Keunggulan pemograman yang ia lakukan, menurutnya, pasien akan masuk ke dalam gel ombang alfa dan meyakini potensi otak bawah sadar sebagai penyembuhan. Pasien memasukkan dan merekam pola baru di otak bawah sadar dengan selalu mengulang kata-kata singkat yang positif.

Pasca terapi, secara khusus ia mengingatkan pasiennya untuk selalu menurunkan racun tubuh serendah-nendahnya dengan menghindari zat adiktif, meminimalisasi pembusukan dan pembentukan kerak dengan banyak mengonsumsi serat, protein nabati, telur, dan ikan. Bila ingin daging ayam, cukup dikunyah-kunyah untuk diambil sarinya, lalu buang ampasnya.

Pasien juga dianjurkan mencukupi nutrisi esensial dengan minum jus buah, susu kedelai, suplemen (semisal biogreen, kromium, zinc, kalsiurn, dan magnesium), merendahkan potensi stres, selalu berpikir positif, rajin melakukan rileksasi, serta berolahraga minimal 3 kali seminggu.

Soal biaya untuk menjalani terapi dengannya, pasien diminta langsung menanyakan sendiri ke alamat praktiknya.

Alamat praktik Dr. Sukarliono : JI. Dempo No. 2 A Matraman (Belakang Mesjid Raya Matraman) Jakarta Pusat Telp. (021) 319-08374 Hp. 0811-864320

Kamis, Mei 21, 2009

Cuci Otak dan Usus Sembuhkan Jantung Koroner

Oleh Kompas Cyber Media

Racun tubuh terbukti bisa menimbulkan gangguan penyakit.

Terapi cuci usus, pem-berian nutrisi tambah-an, dan cuci otak bisa membantu kita me-ngembalikan fungsi organ tubuh agar kembali bugar.

Salah satu cara menghilangkan rasa sakit dan memperbaiki sel yang rusak adalah dengan menurunkan kadar toksin (racun) tubuh. Selain itu, tubuh perlu kecukupan kebutuhan nutrisi esensial dan upaya meredam stres secara alamiah.

Dr. Sukarliono mengembangkan metode pengobatan body & mind cleansing system yang terdiri dari terapi cuci usus, pemberian nutrisi tambahan, serta pembersihan perekaman pola negatif.

Dr. Karli, panggilan akrab praktisi pengobatan kedokteran alami yang berpraktik di daerah Matraman, Jakarta Pusat itu, percaya bahwa kesehatan tubuh berawal dari usus besar (colon) yang sehat. Pola makan dan pola hidup tak sehat akan menyisakan kerak yang menempel di dinding usus besar.

Selama kerak dalam usus tidak dibersihkan, proses penyerapan toksin dan partikel protein akan berlangsung terus-menerus. Toksin dan partikel protein itulah yang akan masuk ke pembuluh darah dan membebani kerja lever sebagai pusat metabolisme yang bekerja membongkar semua sampah.

Lever adalah pusat detoksifikasi yang menetralisasi semua racun tubuh. Tanda bila fungsi lever menurun adalah kepala terasa berat, mudah lelah, lapar, mual, kembung, masuk angin, otot-otot terasa pegal, kram, kesemutan, rambut rontok, berat badan naik, kadar kolesterol dan asam urat naik.

Tanda-tanda itu harus diwaspadai karena akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit degeneratif. ?Penyakit itu antara lain stroke, jantung koroner, tumor, kanker, gagal ginjal, perlemakan dan pengerasan lever, kencing manis, darah tinggi, dan penuaan dini,? paparnya.

Colon Cleansing

*
Kerak yang menempel di usus besar tak bisa dihilangkan hanya dengan minum obat pencahar atau pembersihan melalui oral.

Ia menggunakan terapi cuci usus (colon cleansing therapy) untuk membersihkan kerak di dalam usus besar menggunakan media air dan selang kecil yang dimasukkan ke lubang dubur pasien.

Pelaksanaan terapinya sebagai berikut, setelah melepaskan pakaian dan menggantinya dengan sarung, pasien ditidurkan telentang di atas papan fiber, yaitu perlengkapan khusus untuk terapi cUci usus. Dibantu asistennya, ia memasukkan selang kecil (canula) melalui anus sepanjang 5 cm. Saat penahan selang air dilepas, air akan masuk ke dalam usus besar.

Ketika air mulai masuk, ia meminta pasien untuk menahan anus sehingga air tidak berbalik keluar. Langkah selanjutnya, ia meminta pasien merilekskan perutnya, dengan bernapas lebih dalam, agar air lebih jauh masuk ke seluruh usus besar.

Saat sudah tidak tahan dan merasa mau buang air besar, pasien diminta untuk melepaskan tahanan pada anus, sehingga air keluar. Setelah merasa lega, pasien diminta lagi menahan anus agar air tak keluar. Begitu seterusnya hingga air habis.

Setelah melalui proses itu, kotoran biasa akan keluar di hari pertama. Hari kedua tak keluar apa-apa. Hari ketiga dan seterusnya kerak akan keluar. Terapi ini harus dijalani pasien selama 7 hari berturut-turut, sehari dua kali terapi dengan jeda waktu minimal 6 jam. Waktu yang diperlukan untuk sekali terapi 20-30 menit. Selama terapi, pasien diberi nutrisi esensial (suplemen) yang diperlukan untuk perbaikan sel-sel tubuh.

Mind Cleansing

*
Selain toksin, kerusakan organ juga bisa disebabkan oleh ketegangan mental yang memicu pelepasan mediator kimia (hormon adrenalin, kortisol) yang membebani fungsi organ.

Ketegangan mental terbentuk akibat pikiran negatif yang secara tidak sadar terpola dan terekam, sehingga otomatis menjadi refleks.

Kepada mereka, ia memberi terapi tambahan wajib berupa pemograman ulang pikiran bawah sadar atau mind cleansing. Ia percaya pikiran negatif bisa dibersihkan dari otak bawah sadar dengan pemograman ulang sehingga akan tercipta pola pikir positif.

Harapannya, akan tercipta ketenangan dan kedamaian. Kondisi tersebut akan melepas mediator kimia endortin dan melatonin, hormon pertumbuhan yang berfungsi mempercepat perbaikan sel organ tubuh serta penyembuhan.

Dengan diiringi alunan musik instrumental, ia melakukan proses pemograman yang terdiri dari 3 bagian.

Pertama, rileksasi dan gelombanig alfa. Pasien diminta rileks, mata terpejam, menarik napas dalam, membangun tempat kedamaian, dan mengendurkan otot.

Kedua, visualisasi dan imajinasi. Pasien diminta membayangkan keadaan yang diinginkan dengan melibatkan emosi. Ketiga, afirmasi atau autosugesti. Caranya, pasien diminta berafirmasi, misalnya: aku positif saat ini, secara berulang-ulang.

Tentu saja waktu yang diperlukan untuk pemograman otak bawah sadar antara pasien satu dengan lainnya berbeda-beda karena keluhan dan gangguan yang berbeda-beda juga.

Keunggulan pemograman yang ia lakukan, menurutnya, pasien akan masuk ke dalam gel ombang alfa dan meyakini potensi otak bawah sadar sebagai penyembuhan. Pasien memasukkan dan merekam pola baru di otak bawah sadar dengan selalu mengulang kata-kata singkat yang positif.

Pasca terapi, secara khusus ia mengingatkan pasiennya untuk selalu menurunkan racun tubuh serendah-nendahnya dengan menghindari zat adiktif, meminimalisasi pembusukan dan pembentukan kerak dengan banyak mengonsumsi serat, protein nabati, telur, dan ikan. Bila ingin daging ayam, cukup dikunyah-kunyah untuk diambil sarinya, lalu buang ampasnya.

Pasien juga dianjurkan mencukupi nutrisi esensial dengan minum jus buah, susu kedelai, suplemen (semisal biogreen, kromium, zinc, kalsiurn, dan magnesium), merendahkan potensi stres, selalu berpikir positif, rajin melakukan rileksasi, serta berolahraga minimal 3 kali seminggu.

Soal biaya untuk menjalani terapi dengannya, pasien diminta langsung menanyakan sendiri ke alamat praktiknya.

Alamat praktik Dr. Sukarliono : JI. Dempo No. 2 A Matraman (Belakang Mesjid Raya Matraman) Jakarta Pusat Telp. (021) 319-08374 Hp. 0811-864320